Kebiasaan membuang sampah ke aliran sungai atau parit, sudah menjadi prilaku buruk yang berlangsung bertahun-tahun. Yang dibuang semua jenis sampah. Mulai dari sisa makanan, hingga kasur yang sudah tidak lagi terpakai.
Seolah tiada rasa bersalah, mulai dari pedagang kaki lima, hingga masyarakat awam, tidak peduli, bahwa prilaku negatif itu dampaknya juga akan kembali pada mereka. Itulah yang terjadi di banyak tempat, khususnya di sekitaran DAS (daerah aliran sungai).
Tidak heran, di setiap musim penghujan, banjir rutin menyapa warga. Termasuk di bulan September ini, dimana hujan yang disertai angin kencang rajin membasahi Kota Medan. Selain itu, hujan kiriman dari arah gunung juga sangat mengkhawatirkan warga.
Akhirnya, yang dikhawatirkan terjadi. Selama beberapa hari, banjir menerjang ratusan rumah warga yang tinggal di sekitar Kecamatan Medan Polonia. Termasuk diantaranya yang tinggal di sekitar Jl. Karya Utama, dan wilayah belakang Pajak Sore, Jl. Jamin Ginting, Medan.
Ratusan masyarakat mengalami langsung dampak banjir. Mereka hanya sekedar bisa menyelamatkan barang yang dapat diangkut atau dipindahkan, selebihnya hanya pasrah menunggu air surut.
Yang membuat repot, debit air sungai meningkat, sering terjadi pada malam hari. Akibatnya, warga tidak dapat tidur nyenyak. Aktivitas seperti biasa di siang hari pun menjadi terganggu, karena banyak yang merasa capek, letih, dan pusing.
Guna membantu mengurangi beban warga, Klinik Sahabat Ulil Albab pada Rabu (27/9), turun ke lokasi sekaligus memberikan layanan pengobatan gratis kepada korban banjir. Selain penyakit disebabkan kurang istirahat, banyak juga yang terkena gangguan saluran pernafasan dan penyakit kulit, disebabkan lingkungan yang jorok serta sampah sisa banjir yang hanyut ke dalam rumah warga.
Lebih dari 65 warga, mulai dari anak-anak hingga lansia mendapatkan layanan. “Banjir ini lumayan parah, sudah seminggu ini. Air naik malam sewaktu orang mau tidur. Jadi kami kena batuk, pilek, dan pegal-pegal semua badan ini karena harus terus bersihkan rumah,” keluh Wati (41 thn), warga korban banjir. “Terima kasih la ya sudah datang kesini kasi kami obat gratis,” tambahnya
0 Comments