Bisnis fashion adalah bisnis yang tidak akan ada matinya. Akan terus ada sepanjang peradaban manusia ada. Begitu juga dengan bisnis busana muslimah. Bahkan untuk yang satu ini trennya makin meningkat seiring dengan kesadaran muslimah menjalankan syariat berbusana.

Melihat potensi sekaligus peluang itu, duo mahasiswi, Anggie Fitria Azmi dan Martika memberanikan diri mengibarkan bendera “Mimar Hijab”. Momen suasana lebaran, Agustus 2014, dipilih sebagai waktu kelahirannya. Pemilihan akronim Mimar merujuk pada potongan nama keduanya.

Kedua gadis ini awalnya kesulitan memulai usaha. Modal yang pas-pasan menjadi kendala. Beruntung mereka dipertemukan dengan Ulil Albab.

Melihat prospek usaha ini, melalui Jaringan Layanan ekonomi Ulil Albab, Ikhtiar Mandiri Finance (IMF), Mimar Hijab mendapat fasilitas pembiayaan. Skema pinjaman yang diberikan adalah pola qardhul hasan.

“Pola pinjaman syariah yang diberikan IMF sangat membantu usaha kecil untuk berkembang tanpa memberatkan pelaku usaha,” ungkap Anggie dan Martika. “Alhamdulillah, dengan pinjaman modal IMF penjualan kami meningkat,” tambah Anggie.

Dengan kegigihan ala anak muda, ditambah pola pemasaran online (OL) serta jaringan reseller yang terus ditambah, 2 wanita muda ini tidak ingin hanya sekedar meramaikan pasar busana muslimah, namun mereka yakin dapat berbicara banyak dan menjadikan Mimar Hijab merk yang dikenal khalayak. Amin