Menaklukkan Keterbatasan Dalam Membersamai Al Qur’an

Mar 26, 2015 | Layanan Pendidikan | 0 comments

Dalam banyak kejadian, keterbatasan sering dijadikan alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Keterbatasan kerap dijadikan kambing hitam atas buruknya proses pengerjaan sesuatu. Keterbatasan juga sering dijadikan pembenaran atas pencapaian hasil kerja yang tidak optimal.

Padahal dalam banyak hal, justru keterbatasan dapat menjadi sebuah kekuatan pendorong untuk menggapai hasil yang lebih baik dalam hal kerja atau pencapaian suatu target.

Banyak konglomerat di Indonesia, dulunya adalah orang yang dilahirkan dari keluarga yang memiliki keterbatasan dalam harta alias miskin. Tapi mereka tidak mau larut dalam kesedihan. Bahkan kondisi tersebut dijadikan pendorong kuat untuk merubah nasib.

Ada juga Stephen Hawking, ilmuwan yang sejak usia 21 tahun harus melaksanakan seluruh aktifitasnya di kursi roda karena lumpuh akibat penyakit saraf kronis. Ia tidak menyerah. Perjuangannya membuahkan hasil. Kini, pria inipun diakui sebagai salah satu ilmuwan berpengaruh dunia.

Dalam sejarah Islam, peristiwa Perang Badar mencatat epik kepahlawanan dari 314 prajurit Islam dipimpin Rasulullah Saw melawan 1000 prajurit kafir Quraisy yang memiliki persenjataan lebih lengkap. Keterbatasan jumlah dan fasilitas tempur ternyata tidak melemahkan Rasul dan sahabat yang ikut bertempur. Hasilnya, kemenangan berada di tangan prajurit Islam.

Dalam kejadian lain dikenal seorang sahabat, Amar bin Jamuh namanya. Kakinya cacat sehingga tidak normal ketika berjalan. Namun keterbatasan itu tidak membuatnya lemah. Akhir hidupnya sungguh mulia. Ia mati syahid membela Islam pada perang Uhud.

Dengan diilhami semangat itu, beberapa mahasiswa dan siswa SMA peserta program beasiswa Ulil Albab mengikuti kegiatan Tahfidz Camp 2 yang dilaksanakan Sahabat Pendidikan Ulil Albab. Keterbatasan logistik, penginapan, asupan konsumsi, tidak dijadikan alasan melemahkan semangat mengejar target hafalan 3 halaman Al Qur’an selama 3 hari.

Even yang dilaksanakan di area perbukitan yang berada di Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Karo, berlangsung pada tanggal 20-22 Maret 2015.

Berganti-ganti suasana yang dijalani peserta. Kesejukan semilir angin di pagi hari akan segera berganti terpaan panas matahari di siang hingga sore.

Malam hari dingin menggigit menusuk tulang. Makin malam, berlindung di balik tenda saja belum cukup jadi benteng melawan hawa dingin. Baju tebal, sarung, kaos kaki, atau apapun yang dapat menghadang deru dingin angin, menjadi andalan mengurangi gemeretak gigi.

Membersamai Al Qur’an menjadi tema Tahfidz Camp 2 kali ini. Semua peserta bersemangat merealisasikan target materi hafalan yang boleh dipilih antara Surah As Sajadah, Al Insan, atau Al Kahfi. Tidak hanya menghafal, sesi tadabbur ayat juga jadi favorit. Berbagai kisah salafus shaleh mengalir lancar disampaikan Ustadz Salman, manager Sahabat Pendidikan.

Dukungan Ustadz Sahlul Lubis, mitra da’wah Ulil Albab di Desa Limang dan sekitar, beserta dengan beberapa jamaah Masjid Harapan Limang, sangat membantu memberi kenyamanan bagi peserta mengikuti kegiatan hingga acara usai

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *