“Setiap ujian pasti ada hikmahnya. Saat ini Allah beri saya penyakit. Mungkin ini cara Allah agar saya berserah dan hanya berharap kepada-Nya. Bukan kepada ilmu, harta, anak atau apapun,” tutur Sonya (49 tahun), saat duduk di kursi roda, menunggu antrian CT Scan, di sebuah rumah sakit di Medan.
Sudah hampir 6 tahun ia mengalami kelumpuhan. Gejalanya sudah dirasakan sejak 21 tahun silam. Saat hamil anak pertama. Sakitnya lumayan parah. Berawal dari tangan kiri yang tidak dapat digerakkan. Merembet ke kaki kiri. Berlanjut ke kaki kanan. Terakhir, tangan kanan pun sudah mulai terasa kebas.
Akibatnya, semua aktifitasnya terpaksa dibantu keluarga. Untuk memudahkannya ke kamar mandi, anak sulungnya membuatkan pegangan yang menempel mulai dari dinding dapur.
Hisyam, suaminya tidak ketinggalan. Sejak anggota tubuh istrinya mulai sulit digerakkan, hampir seluruh waktunya dicurahkan bagi sang istri. Takdir Allah, 2 tahun lalu suaminya meninggal. Tinggallah Sonya, didampingi 4 anaknya, yang semuanya sedang kuliah dan sekolah.
Berbagai upaya pengobatan sudah dilakukan. Mulai dari alternatif, medis, hingga ruqyah. Namun semua tidak menunjukan kemajuan dan kesembuhan.
Jelang akhir Juni 2020, Sonya dikunjungi tim Klinik Sahabat Ulil Albab. Setelah sedikit berbincang, tim membawanya ke salah satu rumah sakit di Medan. Tujuannya, untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Setelah itu, dilakukan tes pemindaian seperti CT Scan, MRI dan foto rontgen.
Melalui konsultasi lanjutan kepada dokter bedah saraf, didapat kesimpulan sementara, bahwa ada penyumbatan saraf di bagian leher. Bila tidak segera dioperasi, akan berbahaya bagi organ lain, seperti rahim, pencernaan dan lainnya. Karena itu, diputuskan untuk segera dilaksanakan tindakan operasi.
Dengan bantuan dari para donatur, biaya operasi berhasil dikumpulkan. Operasi segera berlangsung. Alhamdulillah berjalan lancar. Setelah menjalani tiga hari perawatan, ia dibolehkan pulang.
Seminggu paska operasi, dilakukan kontrol. “Badan rasanya lebih ringan. Terus, tangan kanan sebelumnya sakit sekali. Tak bisa bergerak. Sekarang, alhamdulilah sudah bisa diangkat sebatas bahu,” ungkap wanita tegar ini.
Kini, ia menjalani perawatan lanjutan. Fisioterapi dan akupuntur. “Ini seperti membangunkan saraf yang sudah lama tidur. Perlu waktu yang lama. Tapi, insha Allah bisa sembuh,” tandas dr. Dedi menyemangati.
“Alhamdulilah, terima kasih kepada Ulil Albab serta semua donatur yang telah membantu. Semoga Allah balas dengan sebaik-baiknya balasan,” doa Sonya ■
0 Comments