Wajah ibu paruh baya itu berkaca-kaca. “Sudah lama kami tidak mendapatkan bantuan seperti ini, alhamdulillah untuk beberapa hari ke depan beban kami lebih ringan,” cetusnya pada tim Ulil Albab.
Begitulah. Ekspresi keprihatinan si ibu, mewakili kondisi kebanyakan masyarakat, yang menjadi korban terdampak erupsi Gunung Sinabung. Erupsi yang seolah tiada henti sejak tahun 2010, benar-benar menyulitkan kehidupan mereka.
Dengan menggandeng YBM PLN KITSBU, pada Rabu (11/4), Ulil Albab telah berkolaborasi menyalurkan paket bantuan sembako bagi para korban erupsi Gunung Sinabung. Bantuan disalurkan bagi 210 keluarga, yang berasal dari Desa Kuta Tengah, Kuta Tonggal, dan Gamber.
“Sebenarnya dibutuhkan setidaknya 500 paket bantuan, agar dapat menjangkau warga sekitar sini yang terdampak langsung Sinabung, tapi gak apa-apa, ini pun sudah kami syukuri,” ujar Ust. Adnan Effendi, pejuang da’wah sekaligus ex ketua MUI Karo, yang juga ikut menjadi korban.
Rumah beliau yang berada di Desa Kuta Tengah, berjarak 4,5 km dari Sinabung, terpaksa beliau tinggalkan, karena khawatir dengan efek awan panas yang sering keluar mengiringi erupsi.
Tim YBM PLN, yang ikut mendampingi penyaluran bantuan, menyaksikan dan mendengarkan langsung berbagai keluhan warga, yang merasakan beratnya upaya melanjutkan perjuangan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.
“Kami memang diberi tempat tinggal, cuma tidak ada pekerjaan. Paling listrik yang masih dibantu pemerintah. Terpaksa kami harus kembali ke sini mengolah tanah yang kami tinggalkan walaupun ini beresiko tinggi,” ungkap seorang ibu, mewakili warga yang telah direlokasi ke Siosar, tentang kepahitan yang mereka alami di lokasi relokasi.
Mereka memang harus mengambil resiko berhadapan dengan maut. Tuntutan ekonomi, membuat mereka harus rutin kembali ke desa asal mereka yang sebenarnya sudah wajib dikosongkan. Tujuannya, agar dapat kembali bertani, memanfaatkan tanah yang mereka ditinggalkan. Resikonya, mereka harus senantiasa bersiaga penuh, mengantisipasi bahaya erupsi yang tidak dapat ditebak datangnya.
Persoalan yang dihadapi warga memang dilematis. Tidak ada seorang pun ahli gunung berapi yang dapat memastikan waktu berhentinya erupsi Sinabung. Sementara, bantuan yang diharapkan dari pemerintah ataupun pihak swasta, tidak dapat selamanya terus diharapkan.
Setidaknya, perhatian yang ditunjukkan YBM PLN, dapat mengingatkan kita semua, masih ada saudara yang memerlukan perhatian kita
0 Comments