Banyak orang yang biasa melintas di Jl. STM, Medan, pasti tidak asing dengan wajah anak ini. Ia berjualan balon dan sesekali berjualan mainan anak-anak. Biasanya, ia menunggu pembeli yang datang dari siang hingga sore hari.
Sambil menanti pembeli, sering anak ini ketiduran dengan seragam sekolahnya. Tetangga sekitar rumahnya mengenal dan akrab menyapanya dengan sebutan “Rizal Tukang Balon”.
Afrizal Syahputra (10) adalah anak sulung dari pasangan Nurhayati (32) dan Januari Syaputra (35). Ibunya hanya tamatan SD, sedang ayahnya tidak pernah bersekolah karena sejak kecil telah menjadi yatim piatu.
“Mau bantu mamak,” jawabnya, saat ditanya kenapa ingin berjualan. Sang ibu, Nurhayati, mengaku anak sulungnya ini rajin dan disiplin berjualan. Setiap waktu luangnya digunakan untuk jualan balon dan mainan. Rizal tidak terlalu tertarik menghabiskan waktu siangnya untuk bermain dengan anak-anak sebayanya. “Kalau hari biasa, se iap pulang sekolah, dari jam 1 siang ke jam 7 malam jualannya. Malamnya belajar dan ngaji di depan rumah,” cerita Nurhayati.
Rizal memiliki tiga adik, yaitu Rian Sahrirah Syahputra (8), M. Muslim (3), dan Mawar Syahrini (2). Sekarang ia kelas 5 SD. Satu sekolah dengan adiknya Rian yang kelas 4. Dua adiknya yang balita selalu ikut bersama ibunya.
Sehari-hari, guna menambah penghasilan, Nurhayati berjualan jajanan anak-anak di rumahnya. Karena keterbatasan modal, jualannya tidak banyak. Karena itu, sama seperti anaknya, terkadang ia juga masih keliling berjualan balon. Berjalan kaki dari sekitar Simpang Limun hingga Titi Kuning, Medan.
Ayah Rizal adalah penarik beca motor. Itu bukan satu-satunya pekerjaannya, apalagi saat ini beca yang biasa dibawanya sedang rusak. Sesekali ia mengumpulkan barang bekas (botot), menjadi tukang bangunan, ataupun pekerjaan lainnya. Semua dikerjakan selagi halal.
Melhat kerja keras orangtua, Rian, adik Rizal, ikut prihatin. Ia pun mulai ikut jualan balon. Itu dilakukannya tanpa paksaan orangtua. Anak sekecil itu hanya berpikir membantu orangtua. Masya Allah.
Sekarang, Rizal dan Rian sudah tidak lagi meminta uang jajan dari orangtuanya. Bukan hanya itu, buku dan seragam sekolah pun dibeli dari uang tabungan hasil jualan balon.
Kemandirian mereka adalah hasil dari kebiasaan sejak kecil, ikut ibunya berjualan balon keliling. Nurhayati bercerita, bahwa Rizal pernah bilang, “Mak, Rizal nabung. Nanti kita beli tanah ya, biar gak sewa rumah lagi. Kasian nanti mamak kan makin tua,” katanya.
Saat ini Rizal tinggal bersama orang tua dan adik-adiknya di Jl. Al-falah Gg.Suka Bakti, Medan Amplas. Rumah sewa yang mereka tempati berukuran 3×6 meter. Ruang tamu, tempat tidur, dan dapur semua menyatu di satu ruangan. Urusan mandi, mencuci pakaian dan lainnya, mereka harus pergi ke kamar mandi umum yang ada di sekitar lingkungan mereka tinggal
0 Comments