Namanya Sutrisno. Tetapi entah kapan dimulai, ia lebih dikenal dengan panggilan Uwo. Usianya sudah tidak lagi muda, 58 tahun. Tapi jangan tanya semangat dan perjuangannya menjemput rezeki.
Terkadang pagi buta ia sudah terlihat di sekitar daerah Polonia. Tempat mangkal hariannya memang sekitar Jl. Monginsidi Medan. Sementara saat ini bersama keluarga ia masih menempati rumah kontrakan yang menjadi tempat tinggal sementaranya di daerah Karang Rejo Medan.
Setiap hari dengan ditemani beca bermotor (betor) yang telah bertahun setia mengawal perjuangannya, Uwo gigih berjuang mencukupi rezeki keluarga tercinta. Tidak jarang ia harus berburu calon penumpang hingga malam mendekat isya karena pendapatan yang masih minim.
Namun semua kondisi itu tidak membuat sosok pendiam ini jauh dari Islam. Uwo senantiasa berdisiplin shalat 5 waktu berjamaah di masjid. Amalan lainnya yang pantas membuat iri adalah kebiasaannya merutinkan shalat dhuha. Satu lagi, selama bertahun ia adalah donatur Ulil Albab!
Saat ini ke-4 anaknya masih menjalani pendidikan formal. Ada 2 orang yang duduk di bangku kuliah di Fakultas MIPA USU. Sedang yang terkecil bersekolah di SMA. Guna ikut meringankan beban ekonomi keluarga, istrinya menyempatkan mengajar di TK Al Qur’an swasta.
Beberapa waktu lalu Uwo bercerita prihal jok (tempat duduk penumpang) betornya yang telah tua dan lapuk. “Saya khawatir kalo ngangkut penumpang bisa tiba-tiba patah di tengah jalan” ujarnya berterus terang.
Awal Mei 2014 wajah Uwo sumringah. Dengan dana zakat donatur, Ulil Albab membantu biaya pergantian jok itu. Alhamdulillah zakat menjadi solusi kesulitan sang pejuang keluarga
0 Comments