Info > News

Hati Tenang Lepas Dari Riba

Oct 6, 2018 | Sharing | 1 comment

Sudah 18 tahun, Nur Hamidah Syah bergelut dalam usaha optik bersama suaminya. Awalnya ia bekerja sebagai karyawati di salah satu toko hijab di Pasar Sentral. Namun, sejak anak pertamanya memasuki usia sekolah, ia bersama suaminya, Kasmir Toni (46), berinisiatif membuka usaha sendiri.

Kala itu mereka masih menyewa di supermarket di kawasan Pancing. Saat mulai berkembang, pihak supermarket tak lagi menyewakan tempat tersebut. Ia sempat berjualan di daerah Glugur, sebelum akhirnya menyewa di Pajus (Pajak USU) sejak 2005 hingga kini. Sebuah mobil operasional usahanya pun harus terjual, untuk membayar biaya sewa di Pajus.

Usahanya sempat hampir terhenti saat terjadi sengketa tanah di Pajus pada tahun 2016. Karena kebutuhan sehari-hari yang mendesak, dan dililit hutang riba, rumah mereka yang berupa ruko akhirnya terjual. Kini mereka menyewa sebuah rumah di kawasan Jalan Bromo, Medan Area.

Pengalaman terlilit hutang riba ternyata tak juga mampu membuatnya kapok untuk menolak rayuan para rentenir yang setiap hari berkeliaran di kawasan Pajus. Karena merasa perlu untuk menambah modal usahanya, ia pun meminjam dari rentenir yang mengaku dari koperasi itu.

Dengan pinjaman Rp 3jt, setiap hari selama 60 hari ia harus menyisihkan Rp 60rb untuk membayar cicilan dan bunga. Yang membuat gelisah, terkadang rentenir mengutip di siang hari, saat belum ada satu pun kacamata terjual. Dengan raut wajah yang tentunya jauh berbeda dengan saat menawarkan pinjaman.

Begitu cicilan selesai, Midah, begitu ia biasa disapa, tak lagi mau melanjutkan pinjaman meski para rentenir itu kembali menawarkan dengan rayuan manisnya. Namun saat ia kehabisan modal karena terpakai untuk kebutuhan anak bungsunya yang mulai masuk sekolah, ia berpikir untuk meminjam lagi.

Syukurnya, pemilik toko F4 Jaya ini adalah donatur Ulil Albab sejak tahun 2008. Saat membaca majalah tentang info pembiayaan usaha dari IMF (lembaga pembiayaan mikro Ulil Albab), wanita berumur 41 tahun ini pun mengajukan pinjaman. Akhirnya, setelah diproses, ia mendapat bantuan pinjaman modal.

“Saya sangat bersyukur dengan keadaan sekarang. Meski rumah menyewa dan uang pas-pasan untuk makan dan sekolah anak, tapi rasanya lebih bahagia karena kami jadi lebih sering berkumpul bersama. Apalagi sudah lepas dari hutang riba, rasanya hati lebih tenang”

Saat ditanya mengapa memilih bertahan di usaha ini, ia mengatakan bahwa berjualan kacamata prospeknya panjang. Sudah menjadi kebutuhan khalayak. Terbukti, biaya sekolah anaknya, mengandalkan hanya dari usaha ini. Tidak heran, nama F4 Jaya pun diambil dari huruf awal nama ke 4 anaknya

1 Comment

  1. Muhamad Sakhoman

    Assalamu’alaikum

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *