Hari itu, Ahad, 7 Juli 2019, sejak pukul 7 pagi, halaman TK Aunurrahman, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, telah ramai dipenuhi peserta khitan massal, beserta dengan para pengantarnya.
Sembari menunggu panitia dan tim medis mempersiapkan segala sesuatunya, beberapa anak mengisi waktu dengan berbagai aktifitas. Ada yang bermain balap lari bersarung, ada juga yang bermain pedang sarung, dan sebagian besar duduk diam dengan ditemani pengantar masing-masing.
Kegiatan yang dilaksanakan Klinik Sahabat Ulil Albab itu, menyasar keluarga miskin yang bertempat tinggal di sekitar Kecamatan Percut Sei Tuan. Dan ternyata, kegiatan ini disambut antusias warga. Karena keterbatasan dana, panitia membatasi jumlah peserta. Padahal yang daftar ramai.
“Aduh dokter gak sanggup aku disuntik dok, tolong mak, sakit mak,” teriak Fajri (10), peserta khitan, dengan wajah cemas sembari memegang sarung yang dipakainya.
Bocah itu, terpaksa harus ditenangkan orangtuanya. “Udahlah gaknya sakit, hanya kek digigit semut, lebih sakit lagi waktu ko jatuh dari kereta (red; motor),” ucap Najri (48), ayah Fajri.
Dasar anak-anak. Apapun bujukan atau kalimat menghibur yang disampaikan orangtua atau dokter, tetap tidak dapat menghilangkan rasa khawatir mereka. Bersyukurnya, tidak banyak yang lari dan membatalkan keikutsertaan.
Tidak sampai tengah hari, lebih dari setengah peserta sudah selesai dikhitan. Hingga akhir, total 36 peserta berhasil ditangani tim medis Ulil Albab.
Untuk menghibur peserta, panitia telah mempersiapkan bingkisan sumbangan donatur, berupa sarung, peci, dan beberapa bungkus roti. “Alhamdulilah siap sunat dapat sarung baru, peci baru, banyak dapat roti lagi,” ujar Roni (10, saat menerima bingkisan.
Beberapa orangtua yang hadir mengakui, bahwa mereka sangat menunggu kegiatan seperti ini. Himpitan dan beratnya kondisi ekonomi, membuat mereka harus berhitung atas setiap pengeluaran. Bahkan untuk khitan yang disyariatkan Islam, mereka terpaksa tangguhkan hingga memiliki uang yang cukup, ataupun menunggu adanya khitan massal gratis.
“Maaf ya dek atas tingkah anak ku tadi, jadi agak terhambat kegiatan kalian ini. Terima kasih kali lah aku, udah kalian buat kegiatan ini akhirnya bisa sunat juga si Fajri gratis. Soalnya gak sanggup aku dek kalau bayar sunat di dokter mahal kali. Kerja ku cuma narek becak, istriku tukang cuci. Rumah kami masih nyewa jadi gak terkumpul kami uang untuk sunatkan si Fajri ini. Makasih banyak sekali ya dek,” cetus Najri saat tim Ulil Albab bersiap kembali ■
0 Comments