Info > News

Endang Lailani “Kalau tidak saya, siapa lagi yang akan peduli dengan masyarakat ini”

May 2, 2019 | Sharing, Ulil Albab | 0 comments

Bertahun-tahun aktifitas pembinaan Islam menjadi hal langka di Desa Sarilaba Jahe, Kecamatan Biru-Biru, Deli Serdang. Di desa ini terdapat ± 120 KK muslim dan 75 KK diantaranya, merupakan muallaf.

Tidak heran, banyak warga yang belum tahu tata cara shalat. Selain itu, mayoritas juga belum dapat membaca al-Qur’an, berwudhu, dan bahkan cara mandi wajib pun mereka belum tahu. Merasa prihatin, Endang Lailani, warga setempat, tergerak hatinya untuk memperbaiki kondisi warga.

Bermula dari tidak adanya masjid/mushalla di desanya. Maka pada tahun 2014, tercetuslah idenya untuk mendirikan bangunan mushalla di Sarilaba Jahe. Endang berharap, mushalla itu dapat menjadi langkah awal untuk mengajak umat agar mau beribadah dan belajar Islam.

Penggalangan dana pun dimulai. Bersama panitia yang dibentuk, serta sang suami yang ikut aktif dan terus menyemangatinya, wanita yang berprofesi sebagai bidan desa ini, bersemangat mengajak banyak pihak guna ikut membantu. Alhamdulillah, pada tahun 2015, mushalla berdiri dan dapat dimanfaatkan.

“Awalnya yang shalat di mushalla ini hanya kami sekeluarga, tak ada masyarakat yang lain. Dari maghrib sampai isya kami isi dengan baca Qur’an. Keesokan harinya saya suruh anak saya yang paling kecil untuk mengajak kawan-kawannya shalat ke mushalla,” kenangnya.

Bagi kalangan orangtua, Endang juga mencoba mengajak mereka terlibat dalam kegiatan ke-Islaman. “Saya berusaha mencari ustadz, agar pembinaan bisa berjalan. Sedih kalau masyarakat disini yang banyak muallafnya tak tahu Islam,” ungkap Endang.

Namun di saat sedang memerlukan dukungan dari sekeliling guna memperbaiki warga, justru ia diuji. Pada Agustus 2016, sang suami, penyokong kuat da’wahnya, wafat. Sosok yang selama ini mendampingi, menyemangati, serta ikut berjuang, tak lagi ada disampingnya. Kejadian itu sempat membuatnya hilang semangat.

“Saat itu saya kehilangan semangat, dan memutuskan pindah rumah ke daerah Deli Tua. Tetapi, belakangan terpikir, kalau tidak saya, siapa lagi yang akan peduli dengan masyarakat ini. Akhirnya, saya pun pindah lagi ke Sarilaba,” ujar wanita yang memiliki 4 anak itu.

Pasang surut dakwah yang dijalani, membuat mental Endang makin tertempa. Ia juga terus berpikir mencari solusi terhadap kuantitas dan kualitas dakwah yang berjalan lambat di desanya. “Pernah tahun 2016 ada ustadz yang membina, namun hanya satu tahun. Alhamdulillah, tak lama setelah itu, banyak pendakwah datang melakukan pembinaan. Mulai dari mahasiswa KKN, anak muda dari Medan yang ngajar baca Qur’an, dan bantuan sosial. Pembinaan rutin saja yang belum ada,” papar wanita kelahiran 1972 itu.

Harapan Endang dan warga Sarilaba terjawab. Terhitung Januari 2019, Ulil Albab telah menempatkan da’i, Riki Irawan beserta keluarganya, yang akan mengawal pembinaan rutin kaum muslimin setempat.

Sosok Endang Lailani menjadi contoh yang begitu menginspirasi. Perjuangannya bersama almarhum suami dan anaknya, insya Allah akan mempertahankan dan menguatkan Islam di pelosok ■

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *