Dara, begitu ia biasa disapa, saat itu sudah hampir setahun bekerja, sebagai pembantu rumah tangga dan baby sitter di sebuah keluarga di Jalan Muchtar Basri, Medan Timur. Uang hasil bekerja, ia tabung untuk biaya kuliah tahun berikutnya.

Sejak SMA, ayahnya yang bekerja sebagai buruh tani serabutan, sudah mengatakan tak sanggup membiayainya kuliah. Apalagi Dara masih memiliki dua orang adik yang masih sekolah.

Meski awalnya cukup berat bagi sang ayah untuk melepas anak gadisnya berjuang mencari uang di Medan, namun melihat tekad anaknya yang begitu kuat, sang ayah akhirnya mengizinkan.

Untuk memilih kampus yang akan dituju, gadis kelahiran Gebang, 23 tahun yang lalu ini, saat itu  sering bertanya pada mahasiswa yang ia jumpai. Ia ingin memastikan bahwa pilihannya tidak salah.

Setahun berikutnya, melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN), Dara diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam UINSU.

Karena keterbatasan dana, semester awal kuliah cukup berat dirasakan oleh anak pasangan Muliono (55) dan Suyati (53) ini. Tak seperti mahasiswa pada umumnya, anak ketiga dari lima bersaudara ini, tidak rutin mendapat kiriman uang dari orang tuanya di kampung.

Untuk menghemat ongkos ke kampus, ia mengayuh sepeda dari kontrakannya di Jalan Perhubungan, Lau Dendang. Selain itu, untuk biaya sehari-hari ia jualan gorengan di kampus. Untuk menambah pemasukan, jualan online shop pun pernah ia lakoni. Sesekali ia berhutang pada teman, saat uang menipis.

Saat semester 3, melalui teman satu kontrakan, ia mendapat informasi beasiswa Sahabat Pendidikan Ulil Albab. Ia pun mendaftar. Melalui proses seleksi, Alhamdulillah ia diterima sebagai peserta beasiswa InCare.

Selama menjadi peserta beasiswa, Dara pun aktif dalam berbagai aktifitas Ulil Albab. Ia cukup cekatan dan sigap dalam menjalankan berbagai amanah yang diberikan. Berdirinya Rumah Baca Pelosok (RBC) di dua lokasi, terwujud saat ia ditunjuk sebagai Project Manager Waqaf Buku.

“Semua kegiatan yang saya lalui selama di Ulil Albab rasanya selalu berkesan, mulai dari kegiatan kerelawanan, pembuatan rumah baca, tahfidz camp, bahkan mentoring setiap pekan,” ujar gadis yang telah 3 tahun menjadi peserta beasiswa itu.

“Rasa persaudaraan yang tinggi pun buat saya betah berkumpul dalam wadah ini. Ditambah lagi, saya termotivasi dengan teman-teman berprestasi tapi juga hafal Al Quran,” sambung Manajer Program Beaguru yang akan segera diluncurkan Ulil Albab itu.

Saat ini Dara sudah di semester akhir. Untuk menambah biaya penyusunan skripsi, ia nyambi bekerja di bagian keuangan sebuah usaha doorsmeer ■

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *