Semakin banyak saja jalan yang menjadi titik kemacetan di Kota Medan. Sering sekali kemacetan itu tidak mengenal waktu. Alasannya banyak, bisa karena perbaikan atau pembenahan jalan, perbaikan drainase, hingga menaikkan kualitas jalan dari aspal menjadi cor beton.
Debu berterbangan disana-sini. Penat sudah pasti dirasa seluruh pengendara. Apalagi saat bulan puasa ini. Bukan saja menahan bosan karena macet, tapi juga rasa lapar. Belum lagi jika kondisi itu terjadi saat dekat waktu berbuka. Ditambah memang tidak menyiapkan makanan atau minuman pembatal puasa. Lengkaplah sudah uji kesabaran.
Ifthar On the Street (IOS), adalah salah satu solusi yang disiapkan Ulil Albab, guna memberi jawaban terhadap masalah itu. Alhamdulillah kegiatan ini telah 7 tahun dilaksanakan. Teknisnya, 15 menit menjelang waktu berbuka, para relawan akan turun ke jalan membagikan takjil gratis bagi kaum muslimin yang terjebak macet.
Biasanya, kue yang dipesan dari para pembuat kue tradisional, telah tiba di lokasi pembagian 30 menit sebelum berbuka. Tidak lama kemudian, dengan sigap para relawan akan mengangkut kue-kue itu menuju titik pembagian yang telah ditentukan saat briefing.
Selanjutnya saat lampu merah menyala, relawan sigap berjalan di antara kepadatan kendaraan dan membagikan ta’jil kepada para pengendara dengan senyum dan sapa ramah, sambil sesekali melihat ke arah lampu lalu lintas manakala lampu hijau akan menyala. Karena itu saatnya mereka harus kembali menepi.
Pada Ramadhan 1439 H ini, sebanyak 4000 paket berbuka amanah para donatur telah disiapkan Ulil Albab. Paket itu disiapkan untuk dibagikan hingga beberapa hari ke depan di berbagai persimpangan jalan yang rawan kemacetan di sekitar Kota Medan.
Meski sedang berpuasa, para relawan tetap bersemangat dan tersenyum melayani kaum muslimin yang kesulitan mendapatkan bukaan puasa di jalan. Namun, tidak semuanya berjalan lancar. Juga, tidak semua orang mengapresiasi ikhtiar baik relawan.
Berbagai “gangguan” pernah dialami relawan. Mulai dari diganggu orang gila, hingga hampir ditabrak oleh beberapa pengendara. Banyaknya penegndara yang rendah disiplin serta tidak sabar melajukan kendaraannya, menjadi salah satu kendala saat membagikan ta’jil di persimpangan, yang rentang waktu pergantian lampu merahnya kadang tidak sampai satu menit.
Namun semua itu tidak berarti dibandingkan senyum tulus dan ucapan terima kasih dari mereka yang menerima paket ta’jil. “Terima kasih saya bisa berbuka, gak harus nunggu sampe rumah. Sering-sering ya buat kaya gini, banyak yang terbantu,” ucap Rahim, supir pribadi yang pulang mengendarai sepeda motornya, sambil tersenyum, saat terjebak kemacetan di simpang Jl. Halat, Medan.
Masih ada ribuan paket lagi yang akan dibagikan. Semoga semakin banyak kaum muslimin yang terlayani. Semoga membawa kebaikan bagi semua yang terlibat, donatur, relawan, dan mustahik
0 Comments