Jum’at (24/09) dini hari, 11 peserta beasiswa Ulil Albab lainnya melakukan perjalanan, guna mewujudkan pendirian Rumah Baca ke-8, yang berlokasi di Desa Simataniari. Setelah 15 jam perjalanan dari Medan, relawan tiba di Sipiongot. Desa terakhir yang bisa dijangkau dengan kenderaan biasa.
Untuk lanjut ke Simataniari, rombongan berganti mobil, lantaran jalan yang tidak dapat dilalui mobil biasa. Di mobil double gardan itulah, relawan beserta 1000 buah buku berikut perlengkapan, diangkut sekalian.
Rombongan melewati daerah bersuhu dingin. Khas dataran tinggi. Setelah menempuh waktu 1,5 jam, mereka harus berjalan kaki beberapa ratus meter lagi untuk tiba di tujuan.
Simataniari masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Dolok, Padang Lawas Utara (Paluta). Desa ini termasuk terisolir. Dari pengamatan, tidak ada transportasi umum yang melayani rute ke sini. Data laman Kementerian Desa (Kemendesa) mencantumkan status ‘Sangat Tertinggal’.
Menurut Muhammad Marhot Khoirud Zaman Rambe, tokoh masyarakat yang aktif menginisiasi pembangunan pendidikan disitu, dulunya anak-anak tamatan SD pergi ke kecamatan untuk melanjutkan sekolah. Biasanya ditempuh dengan berjalan kaki, dan memakan waktu seharian pulang-pergi.
Alhasil, banyak yang memilih tidak melanjutkan pendidikan. Akhirnya pada tahun 2019, atas inisiatif warga serta dukungan PLN, berdiri sekolah menengah setingkat madrasah tsanawiyah dan aliyah.
Tak jauh dari sekolah tersebut, Ulil Albab mendirikan Rumah Baca. Program ini terwujud lewat kerjasama dengan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (UIKSBU).
Program bertajuk Literasi Hingga Pelosok Negeri ini, turut didukung sejumlah komunitas peduli literasi serta unit kegiatan mahasiswa kampus di Medan. Di antaranya Spirit Nabawiyah Community (SNC), Garasi Sedekah Qur’an (GSQ), Smart Generation Community (SGC) USU, dan lainnya.
Dari hasil kolaborasi tersebut terkumpul buku-buku beragam kategori. Dari sirah nabawiyah, biografi tokoh, kamus, ensiklopedia, sains, novel inspiratif, hingga Mushaf Al-Qur’an dan tafsir.
Disamping membuat Rumah Baca, para relawan memanfaatkan momen kunjungan ini, dengan kegiatan sharing kepada puluhan remaja dan anak-anak yang berfokus pada tema motivasi melajutkan pendidikan.
Ada juga pelatihan praktis menghafal Al-Qur’an, kegiatan literasi buku, dan dimeriahkan dengan demo sains. Rangkaian kegiatan yang dihadiri hampir seratus warga desa, ditutup dengan tabligh akbar. Edi Yawarman, salah satu relawan, bertindak sebagai penceramah ■
0 Comments