Pasca pabrik tempat suaminya bekerja tutup, Yanti dan keluarga harus banting stir mencari alternatif penghasilan. Dengan usia suaminya, tidak banyak pilihan pekerjaan yang bisa dilakukan.
Akhirnya dengan tidak memilih-milih, demi menghidupi keluarga dan biaya sekolah ke empat anaknya, sang suami mencoba peruntungan dengan membuka usaha tempel ban dan isi angin. Kebetulan ruko yang mereka tinggali, milik familinya sehingga tidak dikenai biaya sewa.
Merintis usaha bukanlah hal yang mudah. Tidak heran, penghasilan dari usaha tempel ban pun tidak menentu. Jika ramai pelanggan, uang yang dihasilkan lebih banyak. Sehari bisa 100 ribu. Namun, tak jarang juga, hanya didapat uang yang tidak seberapa dari pengendara yang mengisi angin.
Yanti bercerita, ia mulai khawatir dengan kondisi tersebut. Apalagi Haikal, anak bungsunya sudah kelas 6 SD, tapi belum disunat. Dulu ia pernah mendaftarkan anaknya di satu acara khitan massal, namun gagal.
Mau bawa anak sunat ke dokter atau mantri, khawatir biayanya tidak mampu ia penuhi. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka kesulitan.
Belum lagi biaya sekolah ke empat anaknya. Setiap hari untuk ongkos Yanti harus mengelurkan uang sebesar 50 ribu. Belum lagi, tunggakan bulanan yang harus dibayar.
Akhirnya ia cari-cari info sunat massal. Melalui sang adik, ia mendapat info tentang Program Khitan Massal Anak Sholeh Kerjasama Ulil Albab dan YBM PLN UID. Tidak menunggu lama ia langsung menghubungi Klinik Sahabat Ulil Albab, dan langsung mendaftarkan anaknya sebagai peserta.
Qadarullah, saat hari-H pelaksanaan anaknya demam. Sehingga gagal lagi dikhitan. Yanti khawatir kejadian anaknya gagal khitan akan berulang.
Alhamdulillah, tim medis Ulil Albab tetap memberi anaknya kesempatan di hari yang lain. Karena sangat berharap, Yanti pun bolak-balik bertanya ke pihak klinik tentang jadwal baru anaknya.
Akhirnya, bersama tiga anak lain yang juga mendaftar, Haikal pun disunat pada Selasa (6/2), di Klinik Sahabat Ulil Albab. Selain khitan gratis, ia juga mendapatkan bingkisan berisi sarung dan jajanan.
“Maaf ya bolak-balik saya hubungi. Saya memang betul-betul berharap sekali. Alhamdulillah, anak saya sudah disunat,” ujar Yanti ■
0 Comments