Perjuangan Dakwah Hendri Hasibuan di Toba

Jan 1, 2025 | News, Layanan Dakwah, Ulil Albab

Selama belasan tahun Hendri telah mengabdikan dirinya berdakwah di Kabupaten Toba. Dengan jumlah muslim Toba yang minoritas (6,23%, Kemendagri per 31 Desember 2023), ia menjalankan amanah sebagai da’i Ulil Albab guna membina dakwah disana, melalui program Korps Da’i Pelosok (KDP).

Program yang dijalankannya meliputi berbagai kegiatan. Seperti pengajian rutin untuk pria, wanita, hingga anak-anak. Fokus utamanya adalah pembinaan anak-anak. Dengan menjadikan Madrasah Istiqomah Huta Salem sebagai pusat pembinaan, ia tidak hanya mengajarkan anak-anak membaca Al-Qur’an tetapi juga memupuk dan menanamkan rasa cinta terhadap Islam sejak dini.

Hendri juga serius membina anak muda. Ia sering mengadakan pelatihan, mulai dari praktik shalat berjamaah hingga fardhu kifayah. Para anak muda itu juga dilatih menjadi khatib Jumat.

Selain itu, kegiatan sosial seperti pemberian santunan kepada anak yatim dan keluarga kurang mampu, menjadi bagian tak terpisahkan dari dakwahnya.

Melalui berbagai program itu, perlahan pemahaman dan praktek agama masyarakat mulai menunjukkan perubahan. Shalat berjamaah semakin meningkat, terutama saat maghrib dan isya.

Kesadaran untuk menutup aurat juga semakin meluas. Banyaknya kaum ibu dan remaja perempuan yang berhijab, sudah menjadi pemandangan yang biasa di Hutasalem. Apalagi di beberapa tempat yang dibina Hendri, pengajian rutin telah menjadi jadwal yang ditunggu jamaah.

“Memang dari masyarakat sendiri yang bersemangat untuk belajar tentang ke-Islaman. Semoga itu menjadi pintu kebaikan bagi mereka untuk memahami lebih jauh tentang nilai-nilai Islam,” cerita Hendri.

Namun, perjuangan dakwah yang dijalaninya bukan tanpa hambatan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Hendri adalah akses lokasi yang sulit dijangkau. Terlebih di musim hujan.

Pernah, dalam perjalanan ke sebuah desa untuk mengisi pengajian, ban motornya bocor. Karena tidak menjumpai bengkel di sepanjang jalan, ia pun harus berjalan sejauh 20 kilometer di bawah hujan deras.

“Disitu saya hanya bisa tersenyum dan mengucap syukur. Ya Allah, Engkau masih memberi kesempatan kepada hamba yang hina ini untuk menyampaikan dakwah-Mu,” katanya, mengenang kejadian tersebut.

Meski demikian, Hendri juga merasakan banyak kegembiraan. Banyak orang tua yang semakin bersemangat mengarahkan anaknya untuk mondok di pesantren. Semangat masyarakat untuk memakmurkan masjid juga perlahan meningkat. Bahkan peserta qurban juga bertambah.

Mengabdi dengan cara berdakwah di jalan Allah ini adalah perjalanan yang indah meskipun penuh tantangan. Setiap langkah, kesulitan, dan setiap senyuman masyarakat adalah harapan baru dan secercah harapan bagi tegaknya Islam.

“Yang terpenting, selalu berharap bahwa Allah SWT akan membalas setiap kebaikan dengan kebaikan yang lebih besar,” tutup Hendri ■

0 Comments