Nugraha adalah peserta aktif beasiswa Be A Huffaz Sahabat Pendidikan Ulil Albab (SPUA). Saat ini, ia telah menginjak semester akhir jurusan Pendidikan Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU).

Padat dengan schedule akademik, namun ia tetap bisa aktif dalam berbagai kegiatan dakwah baik di dalam maupun luar kampus. Di beberapa organisasi kampus, ia memegang amanah antara lain sebagai ketua divisi di LDFK (FOSKAMI), serta ketua umum di organisasi MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa).

Dalam beberapa kesempatan ia juga menjadi imam atau muazin di masjid kampus. “Pas pulang kampung juga mengajar ngaji anak-anak di masjid,” ujar mahasiswa asli Kisaran, Asahan ini.

Di tengah aktivitas kuliah dan dakwah, Nugraha tetap berusaha dekat dengan Al-Qur’an. Diantara upayanya adalah dengan bergabung di Akademi Tahfiz Ulil Albab, setelah sebelumnya terpilih menjadi peserta beasiswa penghafal Al-Quran BE A HUFFAZ sejak awal 2023.

“Menghafal Qur’an itu bikin tenang dan pede. Tenang setelah berpening-pening dengan segala materi perkuliahan. Saya terinspirasi menjadi seperti Abdul Latif al-Baghdadi, ulama yang dokter,” tutur pemuda jago masak dan juga mampu menjadi mekanik sepeda motor ini.

Sejak bergabung di SPUA, Nugraha merasakan adanya perubahan wawasan dan karakter. “Efek nyata yang saya rasakan adalah menjadi lebih berani untuk bicara di depan umum. Sebelumnya saya benar-benar tidak berani bicara di depan umum. Bahkan untuk sharing sesuatu yang memang bidang saya,” ungkapnya.

Selain itu, di SPUA pemuda ramah ini mendapatkan banyak hal baru lainya.  Mulai dari belajar tafsir, sirah, serta yang paling baru adalah pengetahuan tentang astronomi. “Menarik sekali,” ungkapnya kagum.

Selain mendapatkan ilmu dari mentoring pekanan, adrenalin dakwahnya sering naik saat ikut sebagai relawan pada even Ulil Albab di pelosok Sumut. Salah satunya pembuatan Rumah Baca.

Berbicara tentang jurusan kedokteran yang tengah ia geluti, ia berbagi kisah pengalamannya mengapa mengambil jurusan itu. Saat SD kondisi kesehatannya lemah. “Saya didiagnosa bronkitis alergi. Dalam satu tahun, tiap bulan harus bolak balik ke Medan. Kontrolnya sama salah satu guru besar FK USU. Beliau orangnya humble. Dari situ lah tumbuh cita-cita saya ingin jadi dokter,” jelasnya.

Selain fokus mendalami kedokteran, Nugraha juga tertarik pada beberapa bidang lainnya, seperti sejarah, linguistik, otomotif dan memasak. Ketertarikan mempelajari dunia otomotif adalah karena ingin menghemat pengeluaran, agar ketika motornya rusak ia bisa memperbaiki sendiri.

Soal keahlian memasak, memang diwajibkan oleh ibunya, “Kalau masak itu diajari ibu. Sama ibu, semua anaknya wajib bisa masak. Alhamdulillah saya bisa,” tutur anak muda ramah ini.

Untuk Al-Qur’an, ia berusaha untuk konsisten menyelesaikan hafalannya. “Siapa pun yang mau memulai atau sedang menghafal Qur’an, tetap jaga niat. Jangan sampai kalah dengan duniawi yang menggiurkan,” tutupnya mengakhiri ■ Linda

0 Comments