Sejak sore hingga malam, ramai terdengar lantunan bacaan Al Qur’an. Sore untuk anak-anak, malam giliran remaja. Mereka semua adalah adalah santri yang bernaung di Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Babussalam, Kelurahan Pasar Lahewa, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara.

Mereka rutin belajar membaca al-Qur’an di bawah bimbingan Farhan Salam Zega, da’i muda yang tergabung dalam Korps Da’i Pelosok (KDP) Ulil Albab.

TPQ Babussalam Lahewa menjadi satu-satunya tempat mengaji terdekat bagi warga sekitar. Setiap harinya anak-anak maupun remaja selalu antusias dan bersemangat datang untuk mengaji al-Qur’an.

Sayangnya, dibalik semangat tersebut terselip cerita sedih. Selama ini para santri itu terpaksa mengaji dengan mushaf al Qur’an yang terbatas. Hanya sedikit al-Qur’an yang layak. Kebanyakan lapuk dan tak utuh, alias halamannya ada yang koyak atau hilang. Jadinya, sering mereka terpaksa belajar dan mengaji bergiliran.

Satu mushaf yang layak terkadang digunakan bergantian oleh 2 atau bahkan 3 orang. Akibatnya beberapa anak kerap pulang lebih malam karena mendapat giliran mengaji paling belakangan.

Kondisi serupa dialami oleh anak-anak mengaji didikan Deni Haikal Nazara, da’i yang juga bergabung di KDP Ulil Albab. Beliau membuka TPQ At-Taqwa, di Dusun Turejouliho, Desa Muzoi, Kecamatan Lahewa Timur, Niasa Utara.

Perkampungan mereka jauh dari pusat perkotaan. Penerangan pun masih menggunakan genset. Dengan segala keterbatasannya, TPQ tersebut menjadi benteng pengawal pembinaan Islam anak muslim setempat.

Di TPQ At-Taqwa, Qur’an yang tersedia juga banyak yang tidak layak. Banyak halamannya yang robek dan hilang. Kondisi tersebut tentu menghambat kegiatan mengaji anak-anak.

Namun Deni Haikal tetap memotivasi anak didiknya agar tetap giat dan rajin hadir. Alhamdulillah keterbatasan fasilitas tidak mematahkan semangat santri walau harus mengaji dengan cara bergantian dengan al-Qur’an yang terbatas.

Yuk Sahabat, berwakaf mushaf bagi saudara-saudara kita di Nias Utara ■