Sepanjang tahun 2024, manfaat beasiswa KIBAR BANGSA Ulil Albab telah tersebar di lokasi terpencil di 7 kabupaten (Deli Serdang, Simalungun, Humbang Hasundutan, Toba, Stabat, Labuhan Batu Utara, dan Karo).

Penerima manfaat berasal dari keluarga ekonomi lemah, dengan pekerjaan orang tua antara lain buruh lepas, pedagang keliling, buruh tani, tenaga upahan, guru honorer, ART, dan da’i.

Total penyaluran dana Kibar Bangsa di tahun 2024 mencapai 65 juta rupiah, dan biaya pembinaan setara 25 juta rupiah. Stakeholder yang terlibat adalah 180 anak, orang tua pemanfaat, 15-20 pembina, 20 orang fasilitator (berasal dari peserta beasiswa INCARE dan BE A HUFFAZ) dan warga sekitar lokasi pembinaan.

“Semangat belajar meningkat sesudah ada beasiswa. Jenis kegiatan kami juga lebih beragam,” terang Sentosa Sebayang, pembina Kibar Bangsa Chapter (cabang) Stabat. Menurutnya, beasiswa Kibar Bangsa menjadi tulang punggung keberlanjutan chapter Stabat.

Dampaknya, aktifitas mereka telah menginspirasi kampung tetangga untuk menggelar pembinaan serupa. Oktober 2024 lalu mereka pun dikunjungi Rumah Tahfidz al-Iqro’ Bandar Meriah Langkat, untuk studi banding.

Sementara Kibar Bangsa Toba membina anak di Dusun Hutasalem. Berasal dari lokasi yang beberapa puluh tahun lalu menjadi tempat rehabilitasi penderita kusta. Walalupun sudah lama tidak lagi menjadi lokasi rehabilitasi, banyak anak di dusun itu yang merasa rendah diri karena stigma yang melekat.

Mereka dulunya bahkan tidak berani bercita-cita,” kenang Hendri Hasibuan selaku pembina. Kini perubahan terlihat pada 20 pemanfaat beasiswa, dari segi leadership dan disiplin menjaga serta mengelola shalat berjamaah.

Karena bilal mayit langka di sini, mereka dilatih fardhu kifayah juga. Sekarang sudah bisa praktek mengkafani,” tambah Hendri.

Motivasi pembinaan dan beasiswa KIBAR BANGSA juga telah menampakkan hasil. Setidaknya 4 alumni angkatan pembinaan 2017, telah kuliah. Sementara sepanjang 2024, 5 alumni melanjutkan ke ponpes.

Untuk KIBAR BANGSA Labuhan Batu Utara yang telah berlangsung sejak 2021, juga telah memberikan banyak manfaat perubahan. “Sekarang tunggakan SPP nol. Bagi anak tidak mampu SPP sudah tertanggulangi dengan beasiswa. Jadinya honor guru pun sudah tepat waktu,” tambah Siti Amri, pembina  kegiatan yang juga penerima manfaat program Muliakan Guru Ngaji (MGN) Ulil Albab.

“Ditambah sejak ada Rumah Baca Ulil Albab, kegiatan kami menjadi lebih bervariasi. Mulai dari literasi, kompetisi menulis, dan anak-anak membuat dan mengirim tulisan. Jumlah santri madrasah kami juga bertambah. Dulu 30-an siswa, sekarang naik jadi 50 siswa,” ungkap Siti ■ Widya

0 Comments