Gagasan beasiswa bagi santri (dari daerah pedalaman) awalnya mengemuka dari kunjungan rutin bulanan Ulil Albab guna bersilaturahmi menyapa minoritas muslim di pelosok.
Seiring waktu, dalam rangka menjaga kesinambungan kerja, dirasa perlu untuk merubah pola penguatan dakwah. Selain dengan perekrutan dan pembiayaan da’i lokal, juga dengan penyiapan kader da’i. Salah satu caranya adalah dengan mengirim atau memasukkan anak-anak setempat ke pondok pesantren.
Hanya saja, tingginya biaya pendidikan di pondok pesantren, sering membuat orangtua santri kewalahan. Mengantisipasi hal tersebut, sejak 2008 Ulil Albab menyiapkan program bantuan biaya pendidikan pesantren.
Program itu bertajuk Beasiswa Kader Dai (BKD). Beasiswa itu menyasar peserta dari kalangan anak-anak keluarga minoritas muslim di berbagai lokasi di Sumatera Utara. Kini, jelang 15 tahun bergulir, BKD berubah menjadi Beasiswa Be A Santri. Dalam perkembangannya, Beasantri ini terintegrasi dalam program beasiswa Ulil Albab.
Bersama beasiswa lain, Beasantri dikelola oleh Sahabat Pendidikan, yang merupakan jaringan layanan (JaLa) pendidikan Ulil Albab. Sajdah Amalia Riadi, manajemen Beasantri, mengungkapkan bahwa beasiswa ini hadir guna mendukung biaya pendidikan santri yang sedang mondok di pesantren. Kini, alumninya telah banyak tersebar dimana-mana. Ada yang mengajar di pesantren, rumah tahfidz, dan juga berdakwah.
Baru-baru ini, salah satu alumninya, Muhammad Akrom Maula Lubis, lulus dalam ujian masuk Universitas Al Azhar Kairo, Mesir. Insya Allah akan berangkat Maret 2023. Akrom menjadi peserta Be A Santri pada tahun 2013. Sebagaimana peserta lain, pemuda ini berasal dari pedalaman Karo, tepatnya dari Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga.
“Kami ikut senang dan bersyukur. Prestasi Akrom membawa optimisme baru bagi kami pengelola beasiswa. Semoga menjadi inspirasi bagi semua peserta beasiswa Ulil Albab lainnya untuk ikut jejak beliau. Kami di Ulil Albab akan terus mendorong minat belajar keislaman pelajar di pelosok, khususnya di lokasi minoritas muslim,” tandas Sajdah, yang juga peserta beasiswa Incare Ulil Albab.
Tidak mudah untuk mengajak atau mengarahkan anak muda untuk melanjutkan pendidikan di pesantren. Tapi, setidaknya beasiswa yang disiapkan menjadi bagian ikhtiar menjaga keberlanjutan kehidupan dakwah di pelosok[] Salman
0 Comments