Dusun III, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, dihuni lebih dari 1000 keluarga. Selama puluhan tahun, warga di sini hidup dengan keterbatasan air bersih. Air dari sumur gali yang dimiliki sebagian warga hanya cukup untuk mandi. Sementara untuk minum dan masak mereka harus membeli air galon.
Jika hujan turun, air hujan akan ditampung untuk digunakan minum dan memasak. Namun sejak berdirinya PLTU pada 2019, air hujan tak lagi bersih. Kondisi air berpasir, berdebu, bahkan diduga tercemar abu batubara.
Sebenarnya pemerintah desa pernah membangun empat titik sumur menggunakan dana desa, tapi debit air yang dihasilkan kecil. Air juga payau dan berbau lumpur. Tak layak untuk dikonsumsi. Sekarang, diantara 4 titik sumur itu, ada yang sudah tidak terpakai lagi.
Untuk alternatif, warga biasa memanfaatkan atau mengambil air dari sebuah kolam bekas galian. Airnya masih layak dikonsumsi setelah dimasak. Air disitu boleh diambil siapa saja.
Biasa warga mengambilnya dengan cara diangkut bolak-balik menggunakan jerigen. Pernah ada wacana untuk membuat pipanisasi dari kolam ini, sehingga mereka tidak perlu lagi pergi jauh mengambil air. Namun itu tak pernah terwujud, karena kolam terletak diatas tanah milik pribadi dan yang bersangkutan tidak mengizinkannya.
Masih di dusun yang sama, Pesantren Tahfidz Quran Khulafaur Rasyidin memiliki sumur bor sedalam 115 meter dengan kedalaman permukaan air 12–18 meter. Sumur ini menghasilkan air yang layak dikonsumsi.
Tetapi, sumur ini hanya mampu mensuplai kebutuhan pesantren dan 20 keluarga di sekitarnya. Jumlah yang sangat jauh dari cukup bila dibandingkan dengan ribuan warga yang membutuhkan.
Sebenarnya ada peluang solusi. Dari hasil penelitian lapangan Pertamina Pangkalan Susu, ditemukan bahwa satu-satunya titik potensial air layak minum ada di sekitar tanah wakaf pesantren itu. Tepatnya di sekitaran sumur bor mereka berada.
Artinya, jika sumur bor lain bisa dibangun disitu, insya Allah akan menjadi solusi bagi ratusan keluarga di Dusun III untuk mendapatkan air bersih. Bukan hanya untuk pesantren, tetapi juga dapat membantu 1000 keluarga lepas dari kesulitan mengakses air bersih yang telah mereka rasakan sejak tahun 1980.
0 Comments