Alhamdulillah, peserta beasiswa Ulil Albab kembali berhasil lulus tes kuliah di luar negeri. Baru saja Abdul Rauf mendapatkan kabar bahagia bahwa namanya tercantum sebagai peserta yang lulus tes masuk Universitas Al-Azhar, Mesir. Dari 7 ribuan peserta tes, yang diterima hanya 1606 orang. Rauf salah satunya.
“Saya bersyukur bisa lulus, apalagi saya bukan tamatan pesantren yang pandai berbahasa Arab. Tapi Allah izinkan saya lulus,” ucap pemuda ramah senyum itu bersyukur.
Rauf dan keluarga tinggal di Jl. Pancasila Pasar VII, Tembung. Anak pertama dari 3 bersaudara itu lahir 2 Juli 1998, di Medan. Ayahnya Bakrie (49) adalah seorang penjual kacamata keliling. Ibunya Devi Syafrina (45) seorang ibu rumah tangga.
Selain menjual kacamata, Bakrie dan Devi menerima orderan es krim bagi yang ingin mengadakan hajatan atau pesta. Rata-rata penghasilan orangtuanya perbulan ± 1,5 juta rupiah.
Saat ini, Abdul Rauf masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) jurusan ‘Ulumul Hadits semester IV. Di Ulil Albab, ia dikenal sebagai penerima beasiswa yang aktif. Sering ia turun menjadi khatib Jum’at di pelosok, khatib idul adha di daerah, serta relawan mengajar anak-anak.
Rauf termotivasi belajar ke Al-Azhar Mesir sejak duduk di Aliyah. Ia sering mendengar pengalaman guru hingga dosennya, yang bercerita tentang kehidupan di Mesir. Rauf semakin bersemangat ketika mengetahui temannya peserta beasiswa di Ulil Albab (Sarah Fitri Dinara) juga telah duluan kuliah di Mesir.
Semua di mulai dari nol. Rauf percaya istilah Man Jadda Wa Jada, do’a ibu dan semangat yang dijaga akan membantunya berikhtiar mencapai citanya ke Mesir. “Saya merasakan sendiri apa itu Man Jadda Wa Jada. Allah benar-benar kasih jalan bagi orang yang mau. Do’a ibu pun selalu saya minta setiap kali saya pergi untuk belajar,” ungkap Rauf.
Sejak jauh hari, Rauf sudah mempersiapkan diri. Termasuk berusaha mencari guru yang mau mengajarinya Bahasa Arab dengan gratis. Syukur, ia bertemu kembali dengan guru lamanya, yang kini tinggal di asrama salah satu Sekolah Tinggi Agama Islam di Tanjung Morawa.
Selama 6 bulan ia belajar intensif bahasa Arab. Ia juga sering menginap di asrama guru tersebut agar ia bisa cepat lancar berbahasa Arab. Semua itu tidak mudah. Setiap hari, rute perjalanan Tembung ke kampus (UINSU), dan ke Tanjung Morawa ia lakoni.
Apalagi ia tidak punya kendaraan pribadi. Mau tidak mau, ia harus selalu naik angkutan umum setiap kali pergi ataupun pulang. Diakuinya, itu semua melelahkan. Tetapi demi cita yang ditargetkan, terus dilakoninya dengan sabar.
Menjelang dekat ujian tes, Rauf semakin serius mempersiapkan diri. Selama 2 minggu ia tidur di Masjid Al-Ikhlas daerah rumahnya. Menurutnya, di masjid bisa buatnya tenang dan fokus belajar.
Akhirnya perjuangannya pun membuahkan hasil. Sudah selesai? Ternyata belum.
Saat ini, ia sedang berjuang mengumpulkan uang Rp 22 juta untuk transportasi keberangkatan serta biaya hidup di Mesir. “Allah Maha Kaya, saya yakin 22 juta insya Allah dapat terkumpul,” optimisnya.
Yuk kita bantu Rauf wujudkan cita-citanya
0 Comments