Berawal dari tugas sebagai relawan pada tahun 2010. Tugas itu sangat berkesan dan diingat kuat oleh Habibah. Penugasan tahun-tahun berikutnya, membuat gadis yang tinggal di Pasar VII Tembung ini, merasakan langsung berbagai pengalaman luar biasa dan menyentuh, terkait aktivitasnya sebagai relawan.
Wanita aktif ini adalah alumni program beasiswa Sahabat Pendidikan Ulil Albab. Setelah tamat sarjana, ia mengajar ke berbagai tempat, termasuk privat. Sekarang, wanita yang mahir berbahasa Inggris ini, bekerja sebagai tenaga pengajar di sekolah sebuah yayasan, yang berlokasi di Jl. Setia Budi, Medan.
Pengalaman pertama Habibah turun menjadi relawan Program Tebar Qurban (PTQ) Ulil Albab, adalah saat bertugas mengawal proses qurban di Selambo, Medan Amplas. Tahun berikutnya, daerah tugasnya makin jauh, yaitu di Asahan, Binjai, dan terakhir di Toba Samosir.
Selambo, Medan Amplas, menjadi lokasi yang paling berkesan baginya. Selain pertama bertugas, sehingga masih banyak kekhawatiran dalam hatinya, saat itu ia masih duduk di bangku Aliyah. Sebelum berangkat bertugas, ia sudah dipesankan agar luwes dan berani bersosialisasi dengan warga.
Pengalaman pertama yang membuatnya tertegun, ternyata, sekalipun Selambo dekat dengan kota Medan, namun kala itu, kemampuan warga untuk berqurban sangat rendah. Sepertinya terkait kemampuan ekonomi. Saat itu, hewan qurban yang ada, hanya 5 ekor domba yang disalurkan Ulil Albab.
Setelah sekian lama melihat dan merasakan langsung manfaat qurban di daerah pelosok, maka sejak setahun yang lalu, gadis Mandailing ini pun memasang niat untuk ikut menjadi pequrban. Sejak memiliki kemampuan menabung dari hasil mengajar, tiap bulan Habibah rutin menyisihkan dana tabungan qurban, tanpa harus mengganggu kebutuhan keuangannya untuk keperluan lainnya.
Ia merasa, UA sangat pantas menjadi lembaga yang dipercaya untuk penyaluran qurban. “Saya sudah empat kali menjadi relawan PTQ. Saat lihat senyum warga penerima qurban, saya ikut merasakan kebahagiaan mereka. Saya lihat sendiri, pendistribusian qurban UA benar-benar tepat sasaran bagi daerah yang jarang ada qurban, atau malah tidak ada sama sekali,” jelas Habibah menuturkan kesannya.
Pada PTQ 1439 H ini, Habibah telah menjadi pequrban. Ia sangat berterimakasih kepada UA yang telah bantu menyalurkan qurbannya. Ia berharap semoga semakin banyak orang yang tergerak untuk berqurban melalui PTQ UA, agar manfaatnya terus meluas dan syiar Islam juga tersampaikan
0 Comments