Amazing .. Begitulah reaksi spontan mayoritas peserta kegiatan English Da’wah Journey (EDJ) yang dilaksanakan Sahabat Pendidikan Ulil Albab. Tidak hanya dari variasi acara yang membuat penasaran, perjalanan menyinggahi berbagai desa di Karo menikmati ayat kauniyah Allah dalam bentuk panorama keindahan alam juga meninggalkan kesan yang luar biasa. Walaupun seluruh komunikasi diwajibkan dalam bahasa Inggris, seluruh peserta sangat menikmati seluruh rangkaian even EDJ.
Acara yang dilaksanakan pada tanggal 24-27 Desember 2014 itu sangat menguras energi sekaligus emosi 22 mahasiswa dan Pembina program beasiswa Ulil Albab.
Dimulai dari sesi Inspiring Visit, yaitu bersilaturrahim, berbincang, serta menyerap semangat dan pengalaman Ustadz Adnan Effendi (Ketua MUI Karo) yang selama 37 tahun berda’wah telah meng-Islamkan hampir 300-an warga Karo. Luar biasa dan patut dijadikan inspirasi bagi kaum muda yang baru menjejakkan kaki mencoba mengikuti langkah perjuangan da’i tua bertutur lembut dan rendah hati itu.
Inspirasi yang ditularkan beliau sungguh menyentakkan hati dan menggelorakan semangat peserta. Pilihan beliau keluar dari status sebagai PNS 37 tahun lalu sungguh tidak sia-sia. Islam di Karo marak melalui buah perjuangannya. Tidak hanya itu, Allah juga membalas pilihan itu dengan kemudahan bagi Ustadz Adnan untuk mampu menunaikan ibadah haji hingga 6 kali!
Selesai mendapatkan pembekalan ilmu untuk modal berjuang, selanjutnya peserta langsung bergerak menuju Desa Mburidi, Kecamatan Tiga Binanga, Karo. Namun, banyak terjadi hal yang di luar perhitungan. Akhirnya diputuskan seluruh kegiatan dipusatkan di Desa Ujung Deleng, Kecamatan Tiga Binanga, Karo. Tepatnya di Masjid Baitur Rahim, yang dibangun Ulil Albab pada tahun 2003.
Di sekitar masjid itulah peserta mengeksplorasi potensi alam untuk dijadikan berbagai topik dalam diskusi antar peserta. Tidak lupa warga muslim sekitar juga dilibatkan dalam upaya pembinaan da’wah serta motivasi ibadah.
Memang, hampir mirip dengan problem ummat Islam di berbagai lokasi pelosok lain, peserta EDJ juga mendapati temuan, betapa pemahaman dan pengamalan Islam mayoritas kaum muslimin Ujung Deleng berada pada tingkat yang memprihatinkan. Kesulitan ekonomi ditambah minimnya pembinaan menjadi persoalan yang harus segera dipikirkan solusinya.
“Anak-anak Islam TK nya di gereja bersama anak yang non muslim termasuk belajar membaca dan nyanyi-nyanyi,” ungkap seorang muslimah Ujung Deleng ketika ditanya Eko, peserta EDJ, tentang keberadaan sarana pendidikan. Miris.
Selama 4 hari mengasah kemampuan berbahasa Inggris, peserta juga mendapat tugas khusus untuk berbagi ilmu pada warga. Ada sesi pengajian ibu-ibu yang dibawakan peserta EDJ, Nurjannah. Ada juga sesi motivasi dan bercerita bersama anak dan remaja warga setempat.
Sesungguhnya, berbagai sesi atau acara EDJ serta pengalaman lapangan itu bagaikan kumpulan mozaik inspirasi. Ketika semua potongan mozaik itu dikumpulkan menjadi sebuah lukisan, in shaa Allah kita dapat memahami tentang kayanya warna-warni kehidupan. Masalahnya cuma satu, mozaik itu mau sekedar dipandang ataukah ada sesuatu yang ingin dilakukan? ■ ehk
0 Comments