Tahun 1994, fotografer Kevin Carter dengan karya foto seorang anak perempuan kecil di Utara Sudan, dalam kondisi merunduk di tanah, tidak berbaju, lemah, kurus kering, dan kelaparan, dengan latar belakang seekor burung pemakan bangkai yang seolah sedang bersiap mencium bau kematian si anak sekarat, terpilih sebagai pemenang Hadiah Pulitzer.
Pulitzer Prize adalah sebuah penghargaan bergengsi internasional yang diberikan salah satunya untuk karya foto terbaik yang merekam kejadian luar biasa serta mempengaruhi emosi dan persepsi orang banyak.
Lewat foto itu masyarakat dunia pun menjadi tahu betapa parahnya kasus kelaparan yang terjadi di wilayah Afrika. Banyak tokoh maupun lembaga internasional yang kemudian tergerak memberikan perhatian dan bantuan.
Itulah kehebatan sebuah karya foto. Tidak heran jika ada istilah “gambar berbicara lebih banyak”. Maksudnya, keberadaan sebuah gambar atau foto sudah dapat menjelaskan berbagai hal sekalipun tanpa disertai penjelasan lisan atau tertulis.
Perkembangan teknologi semakin hari semakin canggih. Kini, semua orang bisa memotret dengan leluasa. Tak hanya kamera, telepon genggam bahkan bisa digunakan untuk memotret dengan kualiatas foto yang lumayan bagus.
Namun agar hasil jepretan pas dan enak dipandang mata, tentu untuk teknik pemotretan diperlukan penguasaan keterampilan menyangkut angle, komposisi, lighting, objek, dan sudut pengambilan.
Bagi Ulil Albab, foto memiliki fungsi yang sangat penting. Selain sebagai dokumentasi kegiatan, juga berfungsi sebagai bagian dari pertanggungjawaban kepada donatur yang telah menitipkan amanahnya. Oleh karena itu hampir di semua aktifitas, keberadaan foto sama pentingnya dengan pelaksanaan aktifitas itu sendiri.
Mengingat pentingnya peran sekaligus keberadaan bidang fotografi, Sahabat Pendidikan Ulil Albab mengadakan coaching clinic bertema Creative’s Photography for Volunteer.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu, 1 Maret 2015, di Masjid Taqwa Polonia itu, diikuti 26 orang peserta yang terdiri dari relawan berbagai program Ulil Albab, serta relawan yang disiapkan untuk menyongsong kegiatan besar Program Tebar Qurban (PTQ) 1436 H. Turut hadir, beberapa mahasiswa peserta program beasiswa Ulil Albab.
Tampil sebagai narasumber Qodrat Al Qadri, staff di bidang desk fotografer harian Analisa Medan. Keahliannya telah membawa pembicara muda yang akrab disapa Qoqo ini diminta mengisi beberapa seminar dan lokakarya fotografi di Medan.
“Fotografi dokumentasi adalah sebuah karya foto yang mevisualisasikan obyek atau suatu peristiwa secara fleksibel tanpa terikat dengan aturan tertentu,” jelas fotografer profesional itu.
Menanggapi kesulitan relawan mendapatkan hasil foto yang baik dari setiap even yang ditangani, Qoqo menuturkan bahwa ada dua faktor yang menjadi penyebab utama mengapa banyak relawan mendapatkan hasil foto tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama, kurangnya komunikasi serta keberanian para relawan untuk mengatur pelaku, objek gambar, ataupun situasi yang diinginkan. Kedua, kurangnya kemampuan dalam hal penguasaan kondisi lokasi pengambilan dokumentasi.
Banyak teknik, tips, dan pengetahuan baru yang dibagikan pembicara pada even yang berlangsung setengah hari itu. Berbagai kasus yang dihadapi relawan pun dikupas tuntas.
Di akhir kegiatan, selain kemampuan relawan bertambah, fotografer berpengalaman ini telah mengikrarkan diri bersedia menjadi salah satu relawan pada kegiatan PTQ 1436 H yang akan datang. Alhamdulillah ■ isc
0 Comments