Menjelang Idul Fitri, biasanya masyarakat disibukkan dengan berbagai persiapan. Mulai dari yang baru-baru, seperti baju, gorden, cat rumah, dan lain-lain. Juga persiapan beragam kue dan menu khas lebaran, seperti ketupat atau lontong, opor ayam, dan rendang daging.

Namun, tidak di semua rumah kejadiannya seperti itu. Banyak juga yang sama sekali tidak mempersiapkan apapun. Terutama bagi kalangan fakir miskin, khususnya pekerja serabutan atau mocok-mocok. Jangankan mengganti perabot atau memperindah rumah, untuk mempersiapkan sekedar kue saja mereka kesulitan.

Apalagi harus mengadakan menu khusus. Tentu menjadi hal yang mewah bagi mereka. Untuk menyambung hidup sehari-hari, termasuk membeli beras, mereka harus berusah payah.

Nek Lidia, salah satunya. Suaminya udah lama meninggal dunia. Rumahnya sangat sederhana. Hanya berdinding papan yang sudah mulai lapuk. Ia tinggal bersama anaknya yang sudah berumah tangga, beserta 3 orang cucu.

Sebelum sakit-sakitan, untuk memenuhi keperluan sehari-hari, Nek Lidia bekerja serabutan. Kadang mengambil upah menyetrika di rumah tetangga. Kadang bekerja mencuci baju.

Sangkin susahnya dan agar dapat berhemat, walaupun jauh, ia biasa pergi bekerja dengan berjalan kaki. Pendapatan per harinya terkadang hanya Rp 25-35 ribu.

Belakangan, kondisi nenek berumur 63 tahun itu sudah mulai sering sakit. Ia sudah tak kuat lagi berjalan jauh untuk bekerja di tempat biasa. Lebih banyak hanya berharap dari anaknya.

Sementara anak-anaknya juga hidup dalam kondisi ekonomi yang tidak lebih baik. Pernah, salah satu anak laki-lakinya mendapat giliran menggelar perwiridan di rumah. Saat selesai, jamaah hanya disuguhi air putih. Sambil memohon maaf, si anak hanya dapat berucap, “tidak ada yang bisa kami hidangkan. Uangnya udah habis untuk kami bayarkan hutang!”

Keluarga Nek Lidia termasuk diantara penerima hadiah paket Kupon Berkah Idul Fitri, Program Berkah Ramadhan 1445 Ulil Albab. Paket berisi 1 kg daging lembu beserta bumbu. Sehari sebelum lebaran, sebanyak 17 paket disalurkan kepada fakir miskin di sekitaran Medan dan Deli Serdang.

Saat penyaluran, rumah beliau menjadi yang terakhir didatangi. Saat menerima, ia sangat terharu dan berterima kasih. “Aku nggak ada masak apa-apa. Ini cuma ada sayur gori aja untuk hari raya. Alhamdulillah kali lah ada rejeki daging ini ya Allah,” ucap Nek Lidia sembari mengusap air matanya ■

0 Comments