Hidayah Allah memang penuh keajaiban. Itulah sebabnya setiap yang masuk Islam umumnya karena sebab keajaiban hidayah ini. Bahkan, acapkali hanya melalui perantaraan hal yang sederhana. Misal, kebaikan akhlak. Senafas dengan fitrah kemanusiaan yang suka pada hal-hal yang bersifat baik.
Itulah yang dirasakan oleh seorang pria suku Karo yang tinggal di Desa Rumamis, Kec. Barus Jahe, Kab. Karo. Namanya Dodi Fenazola Pangaribuan.
Ia masuk Islam di bawah bimbingan Ustadz Sabaruddin Siregar, da’i Korps Da’i Pelosok (KDP) Ulil Albab, yang saat ini bertugas menangani dakwah di sekitaran Kecamatan Barus Jahe.
“Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah,” demikianlah lisan Dodi menirukan lafaz kalimat suci tersebut.
Di awal September 2024, Dodi resmi memeluk Islam. Ia mengaku amat senang. Dengan terbata-bata dan mata berkaca-kaca, pria yang sehari-harinya bekerja sebagai supir angkutan umum itu, mengungkapkan perasaan bahagianya.
“Sudah lama saya mengenal Islam, tetapi baru hari ini tuhan ijinkan untuk mengucap syahadat,” katanya singkat.
Pria berumur 37 tahun ini bercerita, awal tertarik dengan Islam karena senang dengan akhlak penganutnya. Khususnya teman yang sering ditemui dalam pergaulannya. Ditambah lagi, ia mendapatkan istri seorang muslimah. Semakin memantapkan dirinya untuk menjadi muallaf.
Dodi saat ini mulai belajar mengaji serta menjalankan beberapa syariat Islam. Sebenarnya, sejak 6 bulan lalu kepada beberapa teman muslimnya, ia telah mulai banyak bertanya serta belajar tentang Islam dan bagaimana kehidupan seorang muslim.
Saat proses belajar itu mulai diketahui, keluarganya sempat melarang serta membujuknya untuk tidak memeluk Islam. Ia pun tanpa lelah terus berusaha menyakinkan keluarganya. Berkali-kali. Akhirnya, kesungguhan dan keteguhannya berbuah manis. Orangtua mengijinkannya ■ Putra
0 Comments