Kejadiannya di Desember 2023. Kronologinya, saat pria bernama lengkap Abdul Kasim itu pergi berbelanja ke warung. Becak motor yang diparkirkannya di bawah fly over Amplas hilang. Dicuri. Hampir sepekan ia mencoba mencari, tetapi nihil. Ia hanya bisa pasrah. Mencoba untuk ikhlas.

Padahal becak itu sudah menjadi miliknya. Baru saja cicilannya ia lunasi. Awalnya hanya menyewa. Saat ada rezeki ia mencoba beli dengan cara diangsur. Setiap bulan sebesar 500 ribu.

Pasca hilangnya becak motor untuk mencari nafkah, kehidupan Kasim dan keluarga semakin sulit. Ia harus banting stir dan kerja serabutan demi mendapatkan uang. Terkadang menjadi kuli bangunan. Kalau lagi kosong ia terpaksa memulung barang bekas. Apapun dikerjakan. Yang penting dapur bisa ngebul.

Bersama sang istri, pria 46 tahun ini tinggal di rumah milik orangtua. Tak hanya keluarganya, dalam satu rumah itu ia harus berbagi tempat dengan adik dan keponakannya. Ditambah lagi, ia juga harus menanggung hidup ayahnya.

Ia bercerita, pernah seminggu tak ada penghasilan. Untuk membeli beras pun sulit. Terpaksa ia meminjam dari beberapa teman.

“Sering sehari cuma dapat 25 ribu sampai 30 ribu. Itulah yang kami pakek untuk belikan sekilo beras sama kecap dan telur untuk lauk. Mau beli beras yang pergoni uangnya gak cukup,” ungkap Kasim.

Ia berharap bisa kembali memiliki becak motor. Namun dengan kondisi sekarang, ia pesimis. Pasalnya, untuk kehidupan sehari-hari saja ia merasa sangat sulit. Jika balik menyewa, biaya sewa becak mahal. Belum lagi uang untuk bensin. “Semoga nanti ada rezeki biar bisa narik becak lagi,” harapnya.

Kasim dan keluarganya menjadi salah satu penerima manfaat Program Berkah Ramadan 1445 H. Melalui paket Pejuang Keluarga, mereka diberikan semangat dan apresasi. Bersama 16 orang lainnya, ia mendapatkan paket sembako. Penyerahan berlangsung di kantor Ulil Albab pada Kamis (28/03).

“Alhamdulillah. Bersyukur kali. Setidaknya paket ini bisa ringankan sedikit beban saya untuk beberapa hari ke depan,” tandas Kasim ■

0 Comments