Cut Muthia, Irma Suryani Jambak, dan Mubtada al Anshor, adalah diantara nama yang terdaftar sebagai murid di Langgar Belajar atau Madrasah Istiqomah Hutasalem, Kabupaten Toba.

Dari nama itu, dapat ditebak latar belakang suku asal mereka. Memang, dulunya orangtua mereka adalah diantara sekian banyak yang dikirim dan menjadi pasien di pusat rehabilitasi kusta Hutasalem.

Saat ini, Madrasah Istiqomah mendidik 45 murid. Selain ilmu al-Qur’an, tauhid, bahasa Arab, adalah diantara beberapa materi lain yang diajarkan. Hendri Hasibuan (da’i Ulil Albab) beserta Istrinya, telah bertahun menjadi pengajar tetap disitu
.
Setiap hari, selesai ashar, pembelajaran dimulai. Meski tidak didukung fasilitas memadai, para murid tetap bersemangat belajar. Jumlah meja dan kursi tidak sebanding dengan murid, sehingga mereka terpaksa bersempit-sempit saat belajar. Sangat tidak nyaman.

“Kursi dan meja kami sedikit. Tak cukup kalau seluruh murid masuk. Kadang satu meja untuk 3-4 anak. Pasti sempit. Apalagi saat menulis. Sering ribut. Jadi kami sering belajar di lantai. Pakai tikar. Tapi anak-anak tetap senang,” terang Hendri kepada Ulil Albab.

Bukannya mereka tidak berusaha mencari dana untuk dibuatkan meja dan kursi tambahan, namun kondisi ekonomi mayoritas warga yang kekurangan, menjadi kendala.

Meja yang ada sekarang pun, dibuat dari kayu bekas yang mereka ambil dari rumah warga yang sudah tidak ditempati lagi. Jadi, sebenarnya warga sudah lama berharap agar anak-anak mereka mendapatkan tambahan meja, agar tidak lagi sempit-sempitan belajar.

Alhamdulillah, harapan mereka terjawab. Kamis, 26 Agustus 2021, Ulil Albab berkunjung ke Hutasalem, dalam rangka menyalurkan amanah dari para donatur, berupa 45 unit meja belajar.

Dalam sambutannya, Putra Panjaitan (Manajer Dakwah Ulil Albab) mengatakan, bahwa bantuan itu adalah upaya Ulil Albab untuk membantu meningkatkan semangat para murid dalam menuntut ilmu.

Hal senada disampaikan Hendri. Ia selalu menanamkan semangat kepada muridnya agar senantiasa rajin belajar. Karena merekalah kelak yang akan dapat merubah wajah kampung mereka menjadi lebih baik dan disegani. Apalagi, selama ini kampung mereka selalu dipandang sebelah mata, disebabkan masa lalu orang tua mereka sebagai bekas pengidap penyakit kusta.

Warga berterima kasih atas bantuan meja itu. Sambil tetap berharap dukungan lain, agar mereka tetap istiqomah dengan ke-Islaman mereka, di tengah, berbagai kesulitan dan tantangan yang mereka hadapi ■

0 Comments